Beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman menghabiskan weekend kami di Dieng. Kami berangkat pukul 1 siang dari Purwokerto dan kami mampir ke beberapa tempat untuk menjemput teman-teman kami yang lain. Sepanjang perjalanan dari Purwokerto sampai Dieng diguyur hujan yang tak henti-hentinya. Pukul 5 sore akhirnya kami sampai di Homestay. Berbeda ketika kita mengunjungi tempat wisata lain, setelah menempuh perjalanan beberapa jam dan sampai di penginapan, biasanya yang kita lakukan langsung membersihkan diri, mandi atau sekedar cuci tangan dan kaki, atau cuci muka. Tapi di sini kalian juga pasti akan melakukan hal sama dengan kami yaitu mencari selimut dan "ngringkel" hehehe.. karena udara di sini memang sangatlah dingin, apalagi bagi kami yang terbiasa dengan Purwokerto yang panas. Dan ditambah lagi musim hujan seperti sekarang ini, menambah dinginnya Dieng kala itu..
Dataran Tinggi Dieng, banyak orang menyebutnya dengan "Negeri Di Atas Awan" karena letaknya yang berada di ketinggian 2.093 meter di atas permukaan air laut dan sering diselimuti kabut sehingga membuat siapa saja yang berada di daerah tersebut seperti sedang berada di kahyangan. Kawasan Dieng 80% terletak di wilayah Kabupaten Banjarnegara dan 20% di Kabupaten Wonosobo.
Suhu di sana berkisar 12-20°C di siang hari dan 6-10°C di malan hari. Pada musim kemarau (Juli-Agustus) suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut "bun upas" atau embun racun karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.
Nama Dieng berasal dari gabungan 2 kata Bahasa Kawi yaitu "di" yang berarti tempat atau gunung dan "Hyang" yang berarti Dewa. Dengan demikian Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam.
Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Berwisata ke Dieng, kita tidak hanya disuguhi indahnya pesona alam Dieng, namun juga mengenal candi peninggalan purbakala abad ke 7, serta melihat dari dekat aktivitas gunung berapi hingga ke bibir kawah dan melakukan berbagai atraksi wisata selama di Dieng.
Berikut tempat-tempat yang bisa kalian kunjungi di Dieng :
Situs Purbakala Dieng
Candi Dieng merupakan kumpulan candi Hindu beraliran Syiwa yang terletak di kaki pegunungan Dieng Banjarnegara Jawa Tengah yang diduga merupakan candi tertua di Jawa.
Candi-candi di kawasan Dieng terbagi dalam beberapa kelompok dan lokasinya tersebar di kawasan Dieng. Candi-candi tersebut dinamai berdasarkan nama tokoh dalam cerita wayang yang diadopsi dari Kitab Mahabarata.
1. Kompleks Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna terdiri dari 5 buah candi yang tersusun dalam dua deret yang mengarah ke utara-selatan. Deret sebelah timur terdiri dari 4 bangunan candi yang semuanya menghadap ke barat, yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Sedangkan deret sebelah barat hanya tinggal 1 candi yaitu Candi Semar yang menghadap ke timur berhadapan dengan Candi Arjuna. Pada candi-candi ini digambarkan dewa-dewa pendamping utama Syiwa kecuali pada candi yang istimewa yaitu Srikandi yang digambarkan pada relung-relung semua dewa utama Agama Hindu yaitu Brahmana dan Wisnu. Di komplek ini juga terdapat sisa-sisa bangunan yang merupakan asrama atau tempat tinggal bagi orang-orang yang menjaganya maupun berziarah ke tempat ini.
2. Candi Gatotkaca
Candi Gatotkaca terletak di sebelah barat Telaga Balekambang dan kaki bukit Pangonan dan menghadap ke timur. Perjalanan menuju ke candi ini cukup singkat karena letaknya yang cukup dekat dengan komplek Candi Arjuna. Candi Gatotkaca memiliki kala-makara yang khas. Kala berupa wajah raksasa yang menyeringai tanpa rahang bawah, sedangkan makara berupa ukiran sulur-sulur.
3. Kelompok Candi Setyaki
Candi Setyaki, Candi Nakula, Candi Sadewa, Candi Petruk, dan Candi Gareng terletak tidak jauh dari Candi Gatotkaca di dekat gangsiran Aswatama. Namun saat ini yang masih dapat dilihat bangunannya hanya Candi Setyaki, sementara candi lainnya hanya tersisa reruntuhannya saja.
4. Kelompok Candi Dwarawati
Kelompok candi Dwarawati terletak paling utara di antara candi-candi di Dataran Tinggi Dieng dan didirikan di kaki gunung Prau. Kunjungan ke candi ini dapat dilakukan dalam perjalanan kembali dari candi Bima dan Kawah Sikidang.
Kelompok Candi Dwarawati terdiri atas 4 candi, yaitu Candi Dwarawati, Candi Abiyasa, Candi Pandu, dan Candi Margasari. Akan tetapi saat ini yang masih dalam kondisi relatif utuh hanya Candi Dwarawati. Di depan candi terdapat susunan batu yang mirip sebuah lingga dan yoni.
5. Candi Bima
Candi Bima dibangun dengan gaya arsitektur India, tepatnya campuran gaya arsitektur India Utara dan India Selatan. Bagian atap Candi Bima terdiri dari beberapa tingkatan dimana di tiap tingkatan terdapat hiasan kepala yang disebut "Arca Kudu". Ini yang merupakan keunikan dari Candi Bima karena tidak ditemukan di candi lain di Indonesia.
Candi termuda di Dieng ini merupakan yang terbesar dan paling tinggi di Kawasan Dataran Tinggi Dieng, dan konon yang paling wingit (bertuah). Walaupun hanya terdapat 1 candi saja tetapi memiliki keunikan dibandingkan dengan yang lain.
Itulah candi-candi yang ada di Dieng yang bisa kalian kunjungi. Untuk artikel berikutnya saya akan membahas pesona alam Dieng yang tentunya sangat indah yang sayang dilewatkan ketika kita berkunjung ke Dieng. Ditunggu ya.. ^_^
1 komentar:
Itu gapura Dieng situasi tahun berapa ya?
Balas