Cara Menghitung Masa Subur Wanita
Bagi pasangan yang sudah menikah, mengetahui masa subur sangatlah penting, baik bagi yang ingin segera mempunyai momongan maupun bagi yang ingin menunda kehamilan. Bagi yang ingin cepat hamil, masa subur dijadikan sebagai patokan kapan melakukan hubungan karena saat masa subur ovulasi terjadi dan kemungkinan pembuahan sangat besar. Sementara itu, wanita yang ingin menunda kehamilan, masa subur harus dihindari untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Ada beberapa cara untuk mengetahui masa subur yang dapat Anda lakukan sendiri di rumah. Anda dapat menggunakan salah satu cara di bawah ini atau mungkin juga dengan mengkombinasikan beberapa cara bersamaan untuk hasil yang lebih baik.
Namun yang perlu Anda ingat, bahwa hasil penghitungan masa subur dengan cara apapun tidak ada yang bisa dianggap 100% pasti. Semua adalah perkiraan semata yang sudah sangat lama diuji dan terbukti cukup akurat.
Berikut beberapa cara menghitung masa subur yang ada dan bagaimana melakukannya :
1. Sistem Kalender
Untuk para wanita, biasakan diri untuk menandai kalender Anda pada tanggal Anda haid setiap bulannya. Siklus haid normal berlangsung antara 21 hingga 35 hari. Sebagai contoh misal hari pertama haid tanggal 10 Januari dan haid berikutnya tanggal 6 Februari, jadi siklus haid adalah lamanya hari mulai dari tanggal 10 Januari hingga tanggal 6 Februari yaitu 27 hari.
Anda bisa mempelajari tabel masa subur berikut ini :
2. Mengukur Suhu Basal Tubuh
Siklus haid
|
Ovulasi
|
Perkiraan masa subur
|
22
|
Hari ke 8
|
Hari ke 7-9
|
23
|
Hari ke 9
|
Hari ke 8-10
|
24
|
Hari ke 10
|
Hari ke 9-11
|
25
|
Hari ke 11
|
Hari ke 10-12
|
26
|
Hari ke 12
|
Hari ke 11-13
|
27
|
Hari ke 13
|
Hari ke 12-14
|
28
|
Hari ke 14
|
Hari ke 13-15
|
29
|
Hari ke 15
|
Hari ke 14-16
|
30
|
Hari ke 16
|
Hari ke 15-17
|
31
|
Hari ke 17
|
Hari ke 16-18
|
32
|
Hari ke 18
|
Hari ke 17-19
|
33
|
Hari ke 19
|
Hari ke 18-20
|
34
|
Hari ke 20
|
Hari ke 19-21
|
35
|
Hari ke 21
|
Hari ke 20-22
|
36
|
Hari ke 22
|
Hari ke 21-23
|
Suhu basal tubuh adalah suhu dasar tubuh yang diukur saat Anda dalam keadaan istirahat penuh, sebelum melakukan aktifitas apapun di pagi hari, bahkan sebelum melakukan sholat Subuh ( bagi muslimah ) ataupun melakukan aktifitas ringan seperti berbicara. Saat ovulasi, suhu basal tubuh meningkat 0,2 hingga 0,5 derajat Celcius karena pengaruh hormon progesteron.
Cara mengukur suhu basal tubuh :
- Alat-alat yang perlu disiapkan adalah : termometer, dan alat tulis.
- Sebelum tidur malam, atur termometer menjadi suhu normal ( 36 derajat Celcius ) dengan cara dikibas-kibaskan.
- Ketika Anda bangun di pagi hari, sebelum matahari terbit, sebelum Anda beraktifitas, letakkan termometer di mulut selama 5 menit.
- Selama pengukuran jangan melakukan apapun, tetap berbaring dengan mata tertutup.
- Sebelum mengukur pastikan termometer berada pada suhu 36 derajat Celcius.
- Catat hasil pengukuran.
- Berikan tanda khusus pada keadaan-keadaan tertentu misalnya saat Anda demam atau stres karena keadaan ini dapat mempengaruhi suhu basal tubuh.
- Lakukan pengukuran ini setiap hari selama 3 bulan berturut-turut.
- Tandai juga hari-hari saat Anda berhubungan intim.
3. Menilai Lendir Mulut Rahim
Pada saat ovulasi, hormon estrogen akan mempengaruhi lendir mulut rahim sehingga menjadi lebih encer, elastis, dan banyak. Ini berguna untuk mempermudah masuknya dan pergerakan sperma. Menilai lendir mulut rahim dapat dilakukan dengan memasukkan jari telunjuk tangan mencapai mulut rahim. Kemudian amati kekentalan lendir tersebut dengan cara meregangkan jari telunjuk dan ibu jari. Bila regangan ini mencapai 3-5cm ( encer, elastis, dan banyak ) maka ini menunjukkan masa ovulasi Anda.
4. Pemeriksaan Dengan Alat Tes Ovulasi
Bagi Anda yang kurang nyaman dengan cara-cara di atas dapat menggunakan cara lain yang lebih praktis dengan menggunakan alat untuk mendeteksi ovulasi yang dapat dibeli di apotek. Cara menggunakan alat ini sangat mirip dengan cara penggunaan alat tes kehamilan, yaitu dengan meneteskan air seni dan melihat indikatornya. Indikator biasanya berupa garis. Kepekaan alat ini mencapai 90%-95%. Alat ini hanya bisa dipakai sekali saja. Ada juga alat tes ovulasi dengan teknologi terkini yang menggunakan sampel air liur. Alat ini lebih higienis dan praktis dibanding alat tes yang menggunakan air seni. Selain itu, alat ini dapat digunakan berulang-ulang seumur hidup sehingga lebih hemat dari segi biaya.
Semoga bermanfaat.. ^_^
Jangan lupa sering mampir ke sini.. Terima kasih.